adaptasi lingkungan


BAB I

PENDAHALUAN

  1. Latar Belakang

Hidup kita sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup kita, seperti: keluarga ( orang tua, suami, istri anak-anak ), tetangga, teman sekolah, teman sekantor, teman setempat kost dan lain-lain.

Manusia hidup berkelompok artinya masih ada orang-orang lain yang hidup berdekatan dengan kita. Masing-masing saling mempengaruhi hidup kita.

Orang bijak pernah berkata “Kalau ingin pandai bergaullah dengan orang pandai, kalau mau kaya bergaullah dengan orang yang kaya. Benar juga perkataan beliau ini.

Berteman dengan orang pandai akan berdampak kepada kita. Kita juga ingin sepandai mereka, akibatnya memberi semangat kepada kita untuk berupaya agar kita juga bertambah pandai. Kalau berteman dengan orang yang kaya, maka suatu saat bila kita membutuhkan uluran tangan mereka maka akan lebih mudah.

Kalau kita hidup di dalam sebuah Asrama atau Panti, dimana disana ada peraturan yang harus ditaati, maka ini berarti untuk kepentigan bersama dan bukan untuk membuat hidup menjadi tidak nyaman.

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Pengertian

Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan. Manusia dapat beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut Odum, semua bentuk tingkah laku pada hakekatnya adalah bentuk adaptasi atau reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup. Manusia dapat belajar dan berfikir merupakan organisme yang paling berhasil beradaptasi secara tingkah laku, sehingga manusia dapat menyesuaikan diri didalam semua tempat atau semua lingkungan yang dihuni. Namun, kesanggupan adaptasi manusia bukanlah tanpa batas. Kemajuan teknologi manusia tidak dapat melepaskan pengaruh lingkungan hidup.

 

  1. Bentuk Adaptasi

Ada dua bentuk adaptasi yang dilakukan oleh manusia, diantaranya yaitu:

  1. Adaptasi morfologi, yaitu suatu penyesuaian diri manusia yang dilihat dari bentuk luar dan susunan tubuh manusia. Tolong ditambahi yaaa, hehehe
  2. Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuaian diri yang berlangsung dalam tubuh manusia. Menggigil karena kedinginan dan berkeringat pada waktu panas merupakan contoh adaptasi secara fisiologi. Olahragawan yang hendak bertanding di pegunungan (dataran tinggi) kadar oksigennya agak rendah bila dibandingkan dengan dataran rendah memerlukan waktu untuk adaptasi fisiologi pernafasan dan peredaran darah untuk dapat bertanding degan baik.

Salah satu bentuk adaptasi manusia terhadap berbagai faktor lingkungan yang menarik adalah penggunaan perubahan yang teratur secara periodik, beberapa faktor lingkungan fisik sebagai isyarat untuk mengatur suatu aktivitas. Dengan demikian, manusia dapat merencanakan daur hidup agar dapat memanfaatkan kondisi lingkungan yang menguntungkan untuk kelangsungan hidup. Cahaya, suhu, dan air merupakan faktor-faktor yang secara ekologis sangat penting di darat, sedangkan dilaut, cahaya, suhu dan salinitas atau kadar garam amat penting.

  1. Suhu merupakan salah satu lingkungan fisik yang penting. Suhu menentukan perbedaan daerah tropis sebagai lingkungan bersuhu tinggi (panas) dan daerah kutup sebagai lingkungan yang bersuhu rendah. Oleh karena itu, sebagian makhluk hidup contohnya manusia dapat hidup didaerah dingin dan dapat hidup didaerah panas dengan suatu proses adaptasi terhadap lingkungan.

Naik turunnya suhu secara teratur biasanya bersamaan dengan turun naiknya intensitas cahaya matahari dan kelembaban udara, ini dapat mengendalikan aktivitas tumbuhan, binatang, dan manusia karena suhu mempengaruhi metabolism atau proses-proses kimiawi dalam tubuh manusia.

  1. Radiasi matahari merupakan satu-satunya sumber energy bagi makhluk hidup termasuk manusia. Radiasi matahari menuju bumi dalam bentuk gelombang-gelombang panjang yang amat penting bagi makhluk hidup, yaitu radiasi ultra violet (UV) dengan panjang gelombang antara 300-390 mili mikro, radiasi cahaya matahari yang dapat dilihat dengan panjang gelombang 390-760 mili mikro, radiasi infra merah (gelombang panas) dengan panjang gelombang antara 760-1000 mili mikro.
  2. Air, kuantitas dan kualitas air merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa air, apabila manusia kekurangan air maka tubuh manusia akan dehidrasi. Air menjadi kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan manusia, diantaranya untuk minum, pengairan sawah, mencuci pakaian, mandi, menyirami tanaman. Banyaknya air di udara menentukan kelembaban udara yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia dan organism. Hanya air bersih yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup.
  3. Tanah, tanah biasanya diberi batasan-batasan sebagai lapisan-lapisan kulit bumi yang telah lapuk tercampur dengan bahan organik dari penguraian organism yang telah mati. Tanah terdiri dari partike-partikel batuan dasar yang halus yang telah mengalami pelapukan dan bercampur dengan sisa-sisa orgaanisme yang telah membusuk atau hancur. Ruang-ruang partikel berisi air dan udara. Berdasarkan besarnya partikel-partikel batuan tanah, dibedakan atas tanah pasir, tanah gembur (biasa), dan tanah liat.

Susunan kandungan bahan kimia dan penggemburan tanah merupakan sifat penting yang menentukan kesuburan tanah.

  1. Salinitas, salinitas atau kadar garam adalah banyaknya kandungan garam dalam air. Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tolong ditambahkan yaa hehehe
  2. Oksigen, oksigen merupakan faktor esensial dalam lingkungan hidup makhluk hidup. Manusia tanpa menghirup oksigen atau O2 maka akan lemas dan mati, tidak hanya manusia, makhluk hidup lainnya juga dapat mati danpa menghirup oksigen. Manusia dalam kegiatan agro industry mengambil oksigen dalam jumlah yang sangat besar untuk membakar jutaan ton bahan bakar Kayu api, bahan bakar fossil). Sumber lain yang dapat mengeluarkan oksigen yaitu tumbuhan.

 

  1. Model Konsep Adaptasi

Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :

  • Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.
  • Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
  • Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
  • Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
  • Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.

Tiga elemen penting yang termasuk dalam Model Adaptasi adalah 1) manusia; 2) lingkungan; 3) sehat. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Juga termasuk dalam elemen penting pada konsep adaptasi.

  1. Manusia

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atau cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.

  1. Lingkungan

Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus internal dan eksternal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, kontekstual dan residual.

  1. Stimulus fokal yaitu rangsangan yang berhubungan langsung dengan perubahan lingkungan misalnya polusi udara dapat menyebabkan infeksi paru, kehilangan suhu pada bayi yang baru lahir.
  2. Stimulus kontekstual yaitu : stimulus yang menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi) keadaan tidak sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini. Misalnya : daya tahan tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat.
  3. Stimulus residual yaitu : sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan faktor presdiposisi sehingga terjadi kondisi fokal. Misalnya : persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup dan fungsi peran.

Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan di sekitar yang mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok.

  1. Sehat

Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi integrasi adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integrasi adalah kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera. Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.

Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespons terhadap stimulus yang lain. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model adaptasi keperawatan. Di dalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah respons. Perubahan- perubahan itu adalah stresor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh faktor- faktor kontekstual dan residual. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau inefektif.

Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respons. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh tingkat adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat.

  1. Cara Beradaptasi

Kita sebagai individu, hampir bisa dipastikan akan memasuki lingkungan baru. Pertama kali masuk kuliah, masuk kelas les, mendapat kelompok KKN, pertama kali bekerja di tempat baru, pertama kali ke kos baru. Banyak sekali dunia baru di depan kita. Kita masuki satu persatu pintu-pintu baru tersebut tanpa bisa menghindar.

Apa yang kita pikirkan ketika akan memasuki lingkungan yang benar-benar baru? Takut? Penasaran? Pasti banyak tanda tanya besar di kepala kita. Seringkali kita takut bahkan menolak masuk ke lingkungan baru hanya karena bayangan atau pikiran kita

  1. Berorientasi pada tugas

Misalnya :

  • Seseorang yang menghadapi kegagalan kemungkinan bereaksi,
  • Penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara terang-terangan,
  • Menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak berusaha),
  • Kompromi atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah.
  1. Reaksi tersebut menunjukkan langkah-langkah :
  2. Mempelajari dan menentukan persoalan,
  3. Menyusun alternatif penyelesaian,
  4. Menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan besar akan berhasil,
  5. Bertindak,
  6. Menilai hasil tindakan dan dapat mengambil langkah yang lain bila kurang memuaskan .

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Perubahan lingkungan merangsang seseorang untuk membuat respon adaptasi. Dalam beradaptasi,individu menggunakan mekanisme koping yang positif dan negatif.Kemampuan beradaptasi dipengaruhi oleh 3 komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan,kondisi dan situasi yang ada dan keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi. Tiga elemen penting yang termasuk dalam Model Adaptasi adalah 1) manusia; 2) lingkungan; 3) sehat.

DAFTAR PUSTAKA

 

Referensi: Siahaan, N.H.T, S.H, M.H, 2004. Hukum Lingkungan dan         Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Amsyari, Fuad, 1981. Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan.      Yogyakarta: Balai Aksara.

Arianto, Ismail, Drs, MP, dkk, 1988. Pendidikan Kependudukan dan         Lingkungan Hidup untuk Ikip dan Fkip. Jakarta: Departemen           Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi             dan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Masruri, Muhsinatun Siasah, Dr, M.Pd, 2002. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: UPT MKU Universitas Negeri Yogyakarta.

By Acehmillano Ganto Dikirimkan di MAKALAH

Tinggalkan komentar